Send As SMS

say it with crystal

this is about me, my days, my thoughts and my bead jewelry work. Some postings are in indonesian, and some are in english.

Montag, Juni 27, 2005

Life or something like it...

I used to think that we have to take whatever ‘thing’ lies before our eyes. And deal with it.
But my sister convinced me, you still have an option. You face it, or leave it.
Although I don’t like the idea of leaving a problem unsolved, but she's probably right. There is still an option.
You do not have to say ‘hello’ to someone you don’t wish to be friends anymore even when they are standing before you. It’s not a nice thing to do. But still, it is an option.

Life is about choosing. And we make the choices.
When something nice happen to us, that are our choices, even the bad experience; you have to consider it as a part of your choices.

So, don’t blame your spouse if you think your life now is worse than before, because she/he is your choice. Even if they are not your first choice, but you agreed to marry them, that’s what matter. Your life might be better if you stop complaining and do something about it.
But it is also your right to complain and keep complaining and not doing anything. That is your life. Your call!!

Your children seem very much demanding. They do not want to listen to you and always ask for something you don’t want to give for their sake. They cry at shopping, they fight with other kids over a toy. These stuffs make you crazy. But do not blame the child. Maybe you should teach them that they will not always get every single thing they want. They can have a passion over something, but sometime they have to realise they can not have it. Yes, they are just a child. But, better start it with a child.

Don’t blame your friends if they could not provide you the thing that you want and give you another option instead. But you chose to take your other way and turn out not a very pleasant one. You make your call. Not theirs. Consider that you have limitation, so do they.
Friendship is about understanding each other. It is also your choice to understand your friends or leave them whenever they seem not very much willing to extend their limitation. If you were on their shoes, will you??

Instead of blaming the society and pull yourself out when something go wrong and leave a problem unsolved, you can go and take the other way: Go and tell the society how you feel and what you expect from the society, but be kind to consider what the society would expect from you. But it still your choices if you prefer to leave.

So everything will be back to you. You make your choices. You chose, and be chosen.
You chose a husband or a wife. You chose with whom you’re going to be friends. You chose what kind of life you’re going to live. It’s your life. It’s all your choices. Do not blame anyone.

Mittwoch, Juni 22, 2005

Papa?? Mama??

Kenapa ya sampe sekarang ini gue masih susaaahhhh aja ngebahasain diri sebagai 'mama' dihadapan suami yang mengakibatkan suami juga begitu...hihihihi...
Cuma kalau pas ada anak-anak aja kita bisa bilang "Minta sama papa!", atau menggil "Pa...ambilin baju anaknya.." atau apa...
Kalau gue liat teman2 gue, mereka udah santai aja berbincang-bincang dengan pasangannya sambil menyebut diri mama, papa, ibu, ayah....tapi gue kok susah ya?...

Kalau pas lagi berdua rasanya kaku banget kalo mesti ber-mama-papa. Kita udah married 7 tahun lho....perlu gak sich ngerubah panggilan? bingung deh gue...

Dulu jaman mulai pacaran, kita ngerubah dari 'gue' - 'elo', jadi sebut nama. Itupun pakai proses dimana gue sebagai polisi. Abis itu, gak tau gimana awalnya, kita saling sapa dengan "Say"...mau dalam email, panggilan atau apa. Aneh aja gue kalau dengar suami manggil nama gue...belakangan mulai sering dia panggil nama kalau pas dia perlu manggil nama di depan orang, kalau dia ber "say"- "say" guenya nggak engeh, baru deh dia panggil nama...

Gue pikir-pikir, kayaknya masalahnya di gue deh. Gue tuh nggak rela kalau gak di "say"-"say" lagi kali ya...makanya gue nggak niat2 amat untuk bermama-papa ria.
Rasanya lebih romantis (deeee...) pakai "say"...ketimbang "papa"-"mama". Iya dong...gue mulai pacaran dari 92, sekarang udah 2005, artinya udah 13 tahun ber"say"-"say" ria...susah ngebuangnya. Apalagi rasanya pas kita pakai kata itu, ngingetin jaman pacaran, dan ya sayang aja kalau ditinggal..

Ada efeknya gak sich untuk anak? gak tau lah gue bingung. Rasanya bule juga gak pakai tuh mom-dad kalau pas berdua doang...biasanya cuma di depan anaknya aja...Dan gue pikir fine aja, toh pas kita kumpul sekeluarga kita pakai mama-papa, tapi pas berdua aja boleh dong kita pakai panggilan kesayangan kita, khan mama papa juga berhak untuk punya privacy termasuk didalamnya privacy menyimpan panggilan kesayangan...hehehe...

Dienstag, Juni 21, 2005

website indieperle

Just updated my indieperle website . Not yet 100% updated, only 90% in bracelets and necklaces done, more bracelets and necklaces added and some oldie stuff removed.

crocheted bracelet,
swarovski cubes bracelet,
charm bracelets ,
drapery necklace

and more to come. :-)

Samstag, Juni 18, 2005

'Get Started Beading!'

Tadi kebangun jam 8 pagi...lagi2 gue ketiduran di kamar Dante. Anak itu mesti nangis2 kalo tengah malam kebangun dan messti ditemenin tidur. Ujung2nya ya gue bablas tidur situ...

Anyway, pelan2 gue pindah kamar. Sambil bengong2 dan agak2 pusing kepala, karena akhirnya gue kena flu juga...sambil mikir, biasanya tukang pos datang nich jam 8. EH baru selesai mikir soal tukang pos, bener ada yang ngebel, gw halo2 in gak ada sautan, akhirnya gue bukain pintu, masak bodo dengan tampang bangun tidur...Sabtu jam 8 jeee...angkat topi buat ini pak pos..:-)

Gue kira yang datang adalah beads2 yang gue pesen minggu lalu...ternyata bukan, buku yang gue pesen dari publishernya Beadstyle mag. Wah, dengan semangat 45, gue berusaha buka, karena buku ini gue udah incer lama banget...gue jatuh cinta dari pertama ngliat sampulnya. And....yess!!! 'Get Started Beading!. The Best of Bead and Button Magazine!.
Top banget deh....

Skip reading sebentar...gue udah gak sabar untuk baca abis. Projeknya cantik2 bener, bikin jantung gue berdegup 2 kali lebih cepat. Suerrr...abis itu gue tutup, karena gue tau, kalau gue baca itu, gue gak akan ngapa2 ini di rumah. Ini masih pagi, dan anak2 belum pada sarapan. SO...save the best for last..:-)

Donnerstag, Juni 16, 2005

apa ya??

Udah lama nich gak nulis, tapi mo nulis apa ya...
Sehari2 di rumah nothing spesial. Udah seminggu udara jelek, baru hari ini mulai panas lagi. Suami dari hari Senin gak ngantor, kena Hay Fever (gimana sich nulisnya? hihihi...), baru sore ini ngantor karena ada rapat yang gak bisa di tinggal. Akhirnya gue yang jemput Kay di sekolah, terus kita ke Westpark, jalan-jalan and belanja sebentar, terus pulang deh...

Ada yang istimewa sich, Selasa kemarin tanpa direncanakan gue jalan sendiri ke Muenchen. Berdua aja ama Dante, naik KA. Tapi ada tapinya nich...sampa Muenchen udah ditungguin untuk bareng2 naik U-Bahn and S-Bahn ke tempat jeng Diah. Ada kumpul2 arisan disana, gue sich gak ikutan, cuma kebetulan pas Aci di rumah dan udara lumayan bagus, jadi deh, gue putusin untuk ikutan, ngeramein..
DI Hauptbahnhof udah di tungguin Upik, dengan pasukannya..
So, dengan bermodalkan peta U-Bahn di sana jadi deh kita jalan-jalan...

Gak tau ya, mungkin gue gak biasa jalan kaki kali ya...atau gue gak biasa naik U-Bahn / S-Bahn rasanya perjalanan tuh jauhh bener...mana si Dante tidur pula lagi..berat euyy!!! hahahaha , khan gue ngegendong. Gue udah gak biasa bawa kereta dorong lagi. Anaknya juga gak mau...berasa deh.:-(
Padahal pas sampe rumah gue pikir2 gak susah sich, cuma mungkin karena memang gue gak biasa kali ya...jadi proses gonta-ganti kendaraan umum itu rasanya ampun bener..:-). Kalau di Ingolstadt tempat gue khan gak ada tuh yang namanya U-Bahn/S-Bahan/ Trem. Cuma ada bis...dan kemana2 rasanya ada bis sekali jalan, gak perlu gonta-ganti bus...jadi rasanya enak aja walaupun gak ada mobil...

Untungnya sampai rumah Diah, semua cape di jalan ilang. Jeng Diah masak banyak banget dan yummy...asli, langsung ilang capeknya...:-). Thanks Diah..:-)
Ya iya lah, gue keluar rumah jam 10.30 pagi, baru sampe rumah Diah jam 13.30. 3 jam window shopping aja berasa, apalagi 3 jam di jalan bawa anak kecil, tidur pula..:-).
Makanya gue salut nich sama teman2 di Muenchen, yang kemana-mana hayuk..walaupun bawa anak kecil, terutama Aas, Diah...Top bener deh. Kalau gue gak tau butuh berapa lama untuk adaptasi dan belajar naik U-Bahn/S-Bahan...:-).

Ok deh, thanks juga buat Upik, yang udah mo jadi guide gue..walaupun sama-sama pemula di route tersebut..hihihi..

Mittwoch, Juni 08, 2005

Tupperware

Gak tahan untuk gak cerita pöus komentar...:-)

Waktu minggu kemarin ada acara familienfest di Kindergarten Kay, kita semua para orang tua diundang datang, dan diharapkan sumbangan makanan asli daerah masing-masing. FYI, Kindergarten Kay ini adalah termasuk Integrated Kindergarten. Ada 2 jenis Integrated Kindergarten, 1, adalah integrasi dengan anak cacat, dan yang ke 2 adalah dengan orang asing. Nah, Kindergarten St. Josef ini termasuk yang kedua, dengan orang asing.

Karena prinsip integrasinya ini, mereka mempunya spesifikasi khusus dalam hal2 tertentu, misalnya makanan, menu makan siang di Kindergarten free-pork, karena menghargai golongan yang tidak makan daging babi. Kemudian dari urusan bahasa juga, rata-rata gurunya menguasai bahasa Inggris, ataupun bahasa Turki, karena banyakan orang asingnya orang Turki...Dan untuk anak2 tahun terakhir di Kindergarten, ada kelas khusus bagi anak2 yang kurang berbahasa Jerman.

So, balik ke Tupperware. Pas kita lagi nunggu acara mulai, khan para ortu berdatangan tuh..ada yang bawa makanan, ada yang cuma nyumbang uang sekadarya untuk makanan yang mereka makan. Dan yang bikin gue nyengir adalah, 80 persen ibu2 yang bawa makanan semua membawanya dalam kontainer Tupperware. Dont ask me..gue tau lah (dikit) produk2 tupperware mana aja modelnya. Gampang dikenali, apalagi kalau lo rajin buka2 katalog tupperware...hahahah!!
Kecuali yang gak ada di katalog ya...Tapi suerr...beneran deh, kalau lo mau liat aneka model tupperware, datang deh di acara sejenis..pasti yang bawa makanan pada pakai tupperware...percaya deh...:-)

Ntah di negara lain, yang jelas, di Jerman ini, perangkat Tupperware, selain terkenal sebagai perangkat 'MAHAL', tapi mahalnya itu membawa prestise. Kalau gak mau pakai perangkat perak atau kristal, ya..pakai tupperware aja deh, lebih aman..hihihihi...gak baret, gak ada resiko pecah. Apalagi buat acara rame-rame kayak gini....

Gue jadi mikir, angkat topi buat pola dagangnya Tupperware. Gak ada toko, tapi bener2 merata di golongan menengah kali ya...Gue gak ngerti juga ya...gak usah jauh2 deh. Gue sendiri rasanya udah 'cukup' punya Tupperware. Gak banyak banget, tapi buat gue udah cukup, karena gue udah bingung nyimpennya. Tapi kadang kalau ada orang nawarin, gue kok ya hayuk aja ikutan party-nya Tupperware ini. Apa karena ngumpul2nya yang asyik ya? hihihi...dasar emak2...walaupun gue bilang, nggak, gue gak mau beli lagi, dah cukup...tapi believe me, nemu aja barang yang gue pikir gue gak punya...dan ujung2nya ...beli juga walaupun sebiji. Ini sich kayaknya karena, gak enak hati kali ya, udah datang, ikutan makan, masak gak beli...ah dasar gue aja kali ya emang demen...tapi ya gitu deh...
Makanya gue pikir Tupperware bisa sedemikian rupa itu ya memanfaatkan kelemahan plus kelebihan ibu2 yang 'model' gue ini kali ya...

Walaupun kadang gue mikir, apa sich bedanya Tupperware sama produk lain, Rubbermaid misalnya. Ya gue gak tau ya...rasanya sich sama2 aja..cuma mungkin mereka main di warna. Tapi rasanya warna itupun untuk model2 baru sekarang ini, pada warna-warni...jaman dulu khan cuma tutupnya aja berwarna. Tapi emang untuk yang kedap, misalnya container kecil buat bawa makanan atau sup, itu bagus deh...dalam artian gak bakalan tumpah. Kadang saking kedapnya, susah untuk buka..:-)
Tapi kalau tempat penyimpanan di lemari, rasanya sich sama aja...malah gue pikir praktisan kontainer IKEA, bisa masuk microwave dan aman. Produk Microwavenyaa Tupperware khan harganya lebih ajaib lagi...
But still, people love it. Moms love it...

Mittwoch, Juni 01, 2005

Kenapa asuransi mahal di Jerman

Pagi ini, on the way back home dari sekolah Kevin, dari dalam bus, gue denger ada sirene ambulan meraung2 minta dikasih jalan. Pas ambulan itu ngelewatin bus yang gue tumpangin, gue mikir sambil senyum-senyum, kasus apa yang mengharuskan si ambulan membunyikan sirenenya sedemikian keras, apakah bener orang di dalam ambulannya butuh cepet dalam artian udah sekarat, atau mungkin kejadian biasa, jatuh atau apa...
Dan itu semua bikin gue senyum, bukan ngetawain orang yang apes yang ada di dalam ambulan, nggak lah...gue senyum karena hampir 7 tahun gue tinggal di sini, udah 2 kali gue ngerasain di transportasikan di dalam ambulan...Mudah2an gak ada yang ke-3.

Yang pertama pas Kay masih blum 2 tahun, new and unprepared parent panik karena nemuin Kay baru nyicipin "Bengay" dan langsung muntah dan nangis-nangis...akhirnya kita nelpon emergency, dan setelah diskusi ini-itu dan mereka bolak-balik nelpon untuk nanyain ini itu sehubungan dengan kondisi anaknya dan zat yang masuk ke mulut, akhirnya mereka bilang, mereka akan kirim dokter. So, kita nunggu, ternyata yang dikirim bukan dokter, ambulan lengkap dengan paramedic dan sirenennya. SO, gue dan Kay naik ambulan ke rumah sakit anak yang letaknya agak jauh. Mereka bilang, harus ke rumah sakit anak di Neuburg, karena peralatannya lebih lengkap...Aci ngikutin pakai mobil di belakang. Sampai rumah sakit, langsung di test ini-itu, di USG perutnya, ususnya takut zatnya udah masuk perut dan juga test darah. Selain itu, dokter lain sibuk cari referensi zat2 yang dikandung sama si Bengay ini dan efeknya ke manusia...
Hmm....hebat, dalam hati gue...
Abis itu, alhamdulillah, ternyata si Bengay cuma sampai mulut aja, dan belum masuk perut, akhirnya kita boleh pulang dan Kay dinyatakan tidak apa-apa..

Kemudian yang kedua, tahun lalu. Waktu Dante jatuh dari mainan di Arena bermain. Kepalanya bocor. Gue panik, mana pas ujan es batu lagi:-(. Akhirnya ada yang berbaik hati nelponin ambulan. Dan dijemputlah kita dengan ambulan ke Klinik terdekat. Juga dengan sirene. :-)
Sampai klinik, urusan daftar sebentar, history penyakitdan alergi bentar..langsung saat itu juga di jahit, 2 jahitan. Sampai sekarang berbekas tuh....

Dan kejadian lucu lagi 2 hari yang lalu gue liat. Lucu karena buat gue orang Indonesia, gak lazim dan won't happend in Indonesia. I guess, unlest things going better there.

Gue lagi jalan ke dokter anaknya Kay ngelewati pertokoan di pusat kota. Gue liat ada 3 truk pemadam kebakaran berbondong2 ke arah pertokoan. Wah seru juga nich, gue pikir, jarang-jarang gue bisa nyaksiin pemadam kebakara "live" kerja. SO, gue tengok-tengok, tapi kok adem ayem aja, orang2 masih pada ngafe, yang lewat juga santai aja, kok gak ada tanda2 kebakarang atau apa..

Akhirnya karena penasaran gue jalanin tuh pertokoan situ. Ternyata sepertinya nich, yang keliatan di gue, Optik yang ada disitu korslet, karena gue liat disitu gelap dan ada beberapa personil pemadam kebakaran mondar mandir disitu. Gak tau gimana, manggil pemadam kebakaran dan datanglah 3 truk pemadam kebakaran ke tempat kejadian. Pas gue liat disitu, mobilnya gak berhenti sich, ngelwatin ntah parkir ntah balik lagi, soalnya di daerah situ memang daerah ramai, apalagi pagi-pagi, banyak truk delivery nganterin barang ke toko. Jadi mungkin aja truk2 api itu langsung balik lagi.

Kebayang gak sich, berapa biaya yang udah di keluarin untuk manggil kru pemadam kebakaran itu. Yang bayar siapa? nggak tau, negara kali....Kalau seperti ambulan, yang jelas asuransi kesehatan. Plus gue mesti nambahin 5 euro per 1 kali gunain jasa ambulan, minta apa nggak minta. Dan kalau setiap kejadian mereka ngutus ambulan, berapa banyak asuransi keluarin untuk ambulan aja...
Bukan gue ngebelain asuransi, gue cuma mikir, asuransi bayar ambulan, siapa yang bayar asuransi, ya gue juga...Pantas aja bayar asuransi mahal. Tambahan lagi sekarang bayaran tiap tahun naik, benefit di potong. Biasanya orang dewasa gak pernah bayar ke dokter, sekarang tiap kuartal mesti bayar 10 euro ke dokter. Obat juga dibatasin, dulu per resep 5 euro, sekarang per-obat 5 euro. Ya mnding gue gak ke dokter...

Tapi yang jelas, walaupun gue ngomel2 bayar asuransi mahal, gue ngerasain mafaatnya juga sich. 2 kali melahirkan disini, alhamdulillah gue gak pernah pusing ngitungin uang yang keluar untuk persalinan, malah gue dapat uang persalinan. Gue masuk RS usus buntu, gue nggal ngalamin lagi mules2 disuruh urus pembayaran atau apa, model gue kemarin ini di Indonesia, gue lagi mules, disuruh sediain duit 3 juta buat DP doang, kalau gue gak punya duit gimana?.
Ya, take the bright side lah..siapa sich yang mau sakit, mudah2an sehat terus aja jadi bisa nyumbang asuransi terus...:-)